Semula hanya benjolan di payudara kanan. Dari sanalah penderitaan panjang itu mendera Lisa yang bersangkutan enggan ditulis namanya.
Sel kanker payudara mematikan itu menjalar ke payudara kiri, paru-paru, lalu hampir ke seluruh tubuh. Belum juga teratasi, retak tulang belakang, melengkapi nestapa itu. Ramuan alami berbahan benalu menyelamatkannya.
Wisata di Bali bersama keluarga tidak dapat dinikmati sepenuh hati oleh Lisa. Benjolan sebesar kedelai di payudara kanan. Saat itu usianya 45 tahun mengikis keceriaan berpelesir. Bagai debur ombak di Pantai Kuta, kegelisahan tak kunjung berakhir. Keinginan pulang ke Jakarta untuk mengetahui penyebab benjolan lebih diharapkan.
Begitu pulang dari Bali, wanita kelahiran Yogyakarta pada 1942 itu langsung ke RS Sint Carolus. Hasil pemeriksaan patologi menunjukkan, benjolan di payudara kanan merupakan sel kanker ganas. Kecemasan mengidap penyakit mematikan jadi kenyataan.
Dokter menyarankan secepat mungkin mengangkat benjolan melalui operasi. Dalam masa persiapan operasi selama 1 bulan, benjolan membesar seukuran kelereng.
Nahas nian nasib Lisa. Ketika dioperasi, sel kanker payudara telah menyebar ke seluruh payudara kanan. Apa boleh buat buah dada harus diangkat agar tidak menjalar lebih luas. Usai dioperasi terjadi pendarahan dan baal alias mati rasa selama beberapa hari.
Setelah berangsur pulih ia harus menggunakan elastic band untuk membebat dada agar tidak berguncang. Guncangan ringan saja membuat dada amat sakit, bagai tertekan beban berat.
Pindah ke kiri
Istri Sumarsono itu merasa sehat setelah operasi. Ia kembali beraktivitas sebagai ibu rumah tangga. Memasak, mencuci, bahkan menjenguk anak di Solo ia jalani seperti sediakala. Namun, itu hanya sesaat.
Ia kembali merasakan ada benjolan serupa di payudara kiri. Kali ini ia tidak terlalu cemas. Warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, itu menganggap diri bebas kanker payudara. Lisa menganggapnya tumor jinak sehingga pemeriksaan intensif ditunda.
Sayang dugaannya keliru. Hari demi hari benjolan membesar dan berjumlah 3 buah. Rasanya sakit terutama bila dipijat. Linu mulai mendera di sekujur tubuh.
Berjalan tertatih-tatih, duduk salah, tidur pun tak nyenyak. Sepanjang hari badan meriang, sehingga harus memakai sweater dan celana panjang. Berharap lara segera berakhir, ia pun menjalani operasi untuk kedua kalinya.
Seperti pascaoperasi sebelumnya, kali ini pun ibu 4 anak itu merasa nyaman Namun, hanya setahun mantan bidan itu merasa fit. Setelah itu ia batuk berkepanjangan.
Usai minum obat batuk dari dokter, keluhan reda.Sayangnya bila obat habis; kambuh lagi. Sekujur tubuh dari ujung kepala hingga kaki terutama tulang pinggul yang pernah retak karena jatuh, terasa linu.
Paru-paru hitam
Setelah pemeriksaan menyeluruh, Lisa menjalani terapi pemanasan karena terjadi pengapuran. Dampaknya, “Dipanasi perut, sakitnya tembus punggung. Kalau diterapi di punggung, sakitnya tembus perut,” kata nenek 4 cucu itu.
Untuk mempercepat penyembuhan ia senam setiap hari. Pernah saat latihan, ia pingsan karena penyakit jantungnya kambuh. Peristiwa seperti itu kerap terulang.
Pada 1991, atas saran dokter ia menjalani katerisasi. Dari lengan tangan selang sangat halus dimasukkan ke dalam pembuluh darah.
Pemeriksaan mengungkap fakta baru: paru-parunya menghitam akibat terserang kanker payudara. Itulah penyebab batuk berkepanjangan yang disangka tuberkulosis.
Tulang-tulang terutama tulang ekor pun menghitam dan mengalami pengeroposan. Pantas ia amat kesulitan berjalan. Untuk menapak saja sakitnya minta ampun, ribuan jarum bagai dihujankan.
Ia pun disarankan untuk memotong satu lobus bilik paru-paru yang amat parah. Saran dokter ditolak mentah-mentah. “Kalau sudah diangkat, menjamin sembuh?,” ujarnya.
Seorang kemenakan menyarankan berobat pada Yos Somar, pengobat tradisional, di Roxi Mas, Jakarta Pusat. Namun, Yos menyarankan untuk berobat pada dr Paulus Wahjudi Halim. “Penyakit ibu serius, sel kanker menyebar ke mana-mana,” ujar Yos.
Aneka benalu
Paulus Wahyudi Halim memberikan 8 jenis obat yang terdiri dari daun kering aneka benalu teh, mangga, jeruk, jambu, dan jeruk untuk dipakai seminggu.Daun-daun itu direbus dalam panci dengan jumlah air 4 gelas hingga tersisa 1,5 gelas. Air itu diminum 3 kali sehari.
Pengobatan itu berlangsung selama 3 bulan. Setelah itu frekuensi kunjungan 2 kali sebulan. Ia harus menghindari makanan dari makhluk bernyawa, seperti daging, ayam, ikan, telur, dan susu. Makanan yang dianjurkan nasi putih, tempe, tahu rebus, sayur bening, dan buah-buahan.
“Saya hanya makan 1 kali sehari karena kenyang oleh buah,” ujar Lisa. Setiap 2 jam ia minum jus apel, pir, semangka, wortel, tomat, dan pisang.
Selain itu ia hanya boleh minum air steril amidis. Dr Paulus juga mensyaratkan pantang memakai pakaian berwarna cerah, seperti merah, kuning, j ingga, dan cokelat karena merangsang sel kanker lebih aktif.
Pada 1999 setelah 2 tahun rutin mengkonsumsi obat itu, kesehatan mengalami kemajuan. Lewat alat radiastisi magnetik, diketahui 31% sel kanker payudara berhasil dijinakkan. Untuk menambah daya tahan tubuh ia meminum tepung mata beras instan.
Begitu banyak penyakit yang harus diatasi, maka jenis obat yang diminum 34 jenis. Semua merupakan tanaman yang diolah ke berbagai bentuk, seperti bubuk kering, kapsul, kaplet, dan jus. ’’Bila daun dalam keadaan segar, tanaman yang harus diminum mencapai 1 karung per bulan.
Cara minum
Pada pagi hari saat perut kosong ia minum 2 kapsul berisi mengkudu. Setelah 30 menit mengkonsumsi bubur susu mata beras.
Setengah jam berikut minum rebusan 9 jenis obat dari tanaman (benalu teh, mangga, jambu, jeruk, puma, daun saga, handeuleum dan ln). Di rebusan itu dimasukkan beberapa jenis kapsul yang juga berisi isi daun-daunan.
Obat tradisional itu direbus dalam panci email anti karat. Resep itu untuk dikonsumsi 2 hari. Pada hari pertama, rebus resep tadi dengan 4 gelas air hingga tinggal 1,5 gelas. Air diminum 3 kali sehari. Keesokan hari, ampasnya ditambahkan air 5 gelas dan direbus hingga tersisa 1,5 gelas, juga diminum 3 kali sehari. Setelah itu ampasnya dibuang.
Resep lain, belasan daun-daunan dengan kode lm2, bx2, bz2, ikarin3, rl2, bm, ambo, heka, kunyit putih, deka kering harus diminum.
Selain obat kanker payudara, juga ditambahkan daun-daun untuk mengatasi efek samping, seperti gangguan jantung, ginjal, paru-paru, dan pengeroposan tulang. Untuk mengatasi keluhan seperti kaki bengkak, ngilu, gatal, batuk, sulit makan, dan sulit tidur juga ditambahkan obat khusus.
Setelah mengkonsumsi selama 3 tahun, kemajuan dirasakan pada 2000. Ia bisa tidur nyenyak dan makan dengan lahap. Bobot badannya pun berangsur-angsur naik menjadi 50 kg dari semula 37 kg.
Bahkan ia mulai bisa naik angkutan umum. Hasil pemeriksaan dr Paulus, 93% sel kanker payudara telah dilumpuhkan. Kemajuan yang dicapai amat lambat karena penyakit memang amat parah. “Bisa naik 1% per bulan saja sudah syukur,” ungkap Lisa. Tekadnya untuk sembuh memang amat besar dan diiringi semboyan, yakin, pasrah, berdoa, dan berusaha.
Lain Inang Lain Khasiat

Benalu Paling banyak dimanfaatkan untuk mengobati kanker payudara . Tumbuhan epifit itu terbukti ampuh menghambat penyebaran kanker. Rebusan daunnya acap digunakan sebagai obat penunjang selama kemoterapi (terapi dengan mengonsumsi obat antikanker).
Hasil penelitian menunjukkan, benalu teh mengandung senyawa yang bisa mematikan sebagian sel kanker ganas fibro sarkoma. Bahkan, jenis Dendrophtoe petandra merupakan penghambat enzim isomerase yang dihasilkan sel kanker. Ia juga menghambat perbanyakan dan penyebaran kanker payudara.
Menurut dr Paulus meski sama-sama benalu, tetapi perbedaan inang bisa menghasilkan kandungan senyawa berbeda. Senyawa dalam benalu teh, benalu mangga, dan benalu jambu berbeda karena zat yang diserap tanaman inang berbeda. Karena itulah alumnus Universitas Degi Studi Padova, Italia itu menggunakan beberapa jenis benalu untuk obat.
Karena yakin kandungan tanaman berbeda-beda, sehingga pria 57 tahun itu membuat obat campuran. Campuran dibuat untuk memaksimalkan kerja satu tanaman atau mengurangi efek samping setelah dikonsumsi.
Misal sambiloto, meski amat paten untuk mengatasi diabetes, asam urat, dan tekanan darah, tetapi tetap bisa menimbulkan efek samping pada ginjal sehingga perlu tanaman pelunak. Pada kasus Lisa, ia menggunakan banyak campuran karena membutuhkan banyak obat yang “keras”. Obat campuran itu diberi nama berbeda-beda: puma, ln, lm2, bx2, bz2, Ikarin, A12, ambo, dan heka.
Tak ada yang bisa menyalahkan jika penderita kanker payudara akhirnya menyerah pada pertumbuhan sel tak terkendali itu.
Meski menurut World Health Organization (WHO) posisinya nomor 2 di bawah jantung, bagi penderita ia sangat menakutkan. Kanker menyebabkan derita berkepanjangan bila tak segera ditangani. Begitu tersiksanya, si sakit bahkan lebih baik memilih mati.
Bagi perempuan, pertumbuhan sel tak terkendali di payudara paling ditakuti. Ia momok nomor 2 di Indonesia setelah kanker leher rahim. Di Amerika Serikat setiap tahun 184.000 wanita didiagnosis menderita kanker itu.
Sebuah jurnal kesehatan majalah medis yang dikutip situs www.pu.go.id, mencatat penambahan 1 penderita kanker payudara di dunia per 3 menit. Yang lebih memiriskan hati, setiap 11 menit seorang perempuan meninggal akibat kanker itu.
Jenis kanker Yang Cukup Ganas
Kanker payudara ditemukan pada wanita muda dan tua. Pada pria tingkat kejadian hanya 1%, tapi harus segera ditangani. Kasus terjadi karena kelainan hormon atau pria itu dalam pengobatan hormon estrogen karena menderita tumor prostat.
Terjadi penebalan jaringan dan pelengketan tumor pada kulit dan otot dasar payudara. Itu kerap diikuti pendarahan dan keluarnya nanah dari tumor. Metastase kanker ini melalui getah bening di sekeliling payudara, atau pindah ke payudara yang kedua dan pada kelenjar ketiak.
Gejala awal kanker payudara sebenarnya mudah dikenali, hanya saja sebagian penderita mengabaikan itu. Begitu terlambat diketahui, penanganan lebih sulit bahkan menyebabkan kematian. Seorang pasien saya mula-mula merasa nyeri seperti ditusuk jarum di payudara kanan. Durasinya tak sampai 1 detik dan berulang 2 sampai 3 bulan sekali. Lama-kelamaan nyeri itu kian mengganggu karena terjadi berkali-kali dalam sehari.
Ketika diraba, ada penebalan dan benjolan kecil di sekitar puting. Puting melesak seperti ditarik ke dalam. Selang 4,5 bulan kemudian, ia mengeluh nyeri, pegal, dan panas. Payudara membesar 40% daripada yang kiri. Ketiak ikut membengkak, tanda kanker menyebar. Hanya dalam 4 bulan kondisi terus memburuk.
Ibu 2 anak itu akhirnya menyerah kalah. Kanker menggerogoti payudara dan bersarang hingga ke leher dan paru-paru. Derita itu membuat ia tak nafsu makan, sulit tidur, sesak nafas, dan batuk berat. Hanya dalam hitungan bulan kanker merenggut nyawanya.
Deteksi dini kanker payudara
Agar tak terlambat menyadari kehadiran kanker payudara, para wanita mesti mulai mengenali tubuhnya. Deteksi dini dapat dilakukan sendiri, paling mudah saat mandi.
Posisi tubuh berdiri tegak, lalu gunakan tangan kanan untuk menelusuri payudara besar sebelah kiri. Demikian sebaliknya. Raba dengan sedikit menekan menyusur hingga ke ketiak dan pinggir leher. Bila teraba ada gumpalan, benjolan di payudara, atau kelainan lain, patut dicurigai. Segeralah berkonsultasi ke dokter. Agar pasti, lakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Bila positif penderita memiliki pilihan untuk mengobati dengan herbal. Pengobatan itu nyaris tanpa efek samping dan tidak menyebabkan keracunan. Resep yang biasa saya berikan terdiri dari 30 g sargassum atau haizo dalam bahasa Mandarin, 30 g spica punellae (xiakucao), dan 15 g thallus laminariae (kunbu). Bahan-bahan mudah diperoleh di toko-toko obat cina.
Semua bahan dimasak dengan 4 gelas air hingga tinggal segelas. Minum 3 kali sehari 1 gelas selama seminggu. Kemudian lakukan USG ulang. Bila benjolan mengecil, lanjutkan pengobatan selama 10 hari. Obat dihentikan bila dalam USG berikut tonjolan dinyatakan hilang. Sebaliknya bila tak ada perubahan.
Minumlah ramuan 1 ditambah dengan 15 g squama manitis, 12 g rhizoma zedoaria (ezhu) alias temu putih, 15 g flos chrysanthemi (juhua), dan 15 g radix rhaponciti (loulu). Cara mengkonsumsi sama.
Hindari Stress
Bila dari hasil pemeriksaan benjolan membesar, ganti ramuan dengan gabungan herbal pada resep 1 dan 2 dengan 6 g radix glycyrrhizae (ganzao), 20 g fructus trichosanthis (gualou), 30 g herba scutellariae barbatae (banzhilian), dan 30 g cocha ostreae (muli). Rebus seluruh herbal dengan 6 gelas air hingga bersisa segelas. Obat diminum 3 kali sehari 1 gelas selama seminggu. Selanjutnya lakukan pemeriksaan ulang dan begitu seterusnya.
Meski demikian, preventif tetap lebih baik daripada kuratif. Menjaga hidup sehat dengan pola makan tepat, berolahraga teratur, dan menghindari stres merupakan cara terbaik menghindari kanker. Poin terakhir perlu mendapat perhatian, karena berdasarkan pengalaman dan penelitian, pikiran dan jiwa sangat mempengaruhi kesehatan fisik.
World Health Organization. 2021. Breast cancer: prevention and control. [online] Available at: <https://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/> [Accessed 11 February 2021].