Candi Borobudur: Keajaiban Arsitektur Budaya dan Sejarah Indonesia

Anton avatar
  • Anton
  • 13 min read
Stupa di Candi Borobudur - Candi Budaya Indonesia

 Sebagai situs bersejarah dan keagamaan yang terkenal di Indonesia, Candi Borobudur telah menarik perhatian banyak orang dari berbagai belahan dunia. Terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Candi Borobudur dibangun pada masa Dinasti Syailendra sekitar tahun 824 Masehi. Saat ini, Candi Borobudur telah menjadi salah satu situs warisan dunia UNESCO dan menjadi tempat wisata yang populer di Indonesia.

Pengenalan tentang Candi Borobudur sebagai situs warisan dunia UNESCO dan tempat wisata populer di Indonesia

Sebagai salah satu situs warisan dunia UNESCO, Candi Borobudur telah diakui sebagai keajaiban dunia kuno. Candi ini memiliki arsitektur yang sangat indah dan rumit, dengan tinggi mencapai 10 tingkat dan terdiri dari banyak sekali batu yang tersusun rapi dan saling mengait tanpa bahan perekat. Selain itu, Candi Borobudur juga merupakan tempat wisata populer yang dikunjungi oleh ribuan wisatawan setiap tahunnya.

Tujuan dari artikel ini untuk memberikan informasi secara detail mengenai sejarah, struktur, kepercayaan, budaya, arsitektur, dan pemugaran Candi Borobudur. Artikel ini ditujukan bagi siapa saja yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Candi Borobudur dan kekayaan budaya yang terkait dengan situs ini.

Dalam artikel ini, akan dibahas tentang sejarah Candi Borobudur yang dibangun pada masa kejayaan Kerajaan Mataram Kuno, kepercayaan dan tradisi yang berkaitan dengan situs ini, serta arsitektur dan struktur Candi Borobudur yang sangat memukau. Selain itu, artikel ini juga akan membahas tentang pemugaran Candi Borobudur yang dilakukan pada tahun 1907 oleh tim yang dipimpin oleh Theodore Van Erp, serta pengaruh Sir Thomas Stamford Raffles yang berhasil menemukan sebagian bangunan Candi Borobudur pada tahun 1814.

Dengan membaca artikel ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh informasi yang komprehensif tentang Candi Borobudur sebagai sebuah situs warisan dunia UNESCO yang unik dan penting dalam sejarah Indonesia.

Mengupas Sejarah Candi Borobudur: Kejayaan Buddha Mahayana di Kerajaan Mataram Kuno

Candi Borobudur dibangun pada tahun 824 Masehi pada masa Dinasti Syailendra ketika pengaruh Buddha Mahayana masih berjaya di Kerajaan Mataram Kuno. Dinasti Syailendra merupakan sebuah kerajaan Budha yang berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-7 hingga abad ke-9. Kerajaan ini mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Raja Samaratungga yang memerintah antara tahun 792 hingga 835 Masehi. Pada masa pemerintahannya, kerajaan ini mengalami perkembangan dalam segala bidang, termasuk dalam bidang agama dan seni. Pada saat itu, agama Buddha Mahayana menjadi agama resmi di kerajaan ini dan menjadi landasan pembangunan Candi Borobudur.

Pembangunan Candi Borobudur dilakukan pada masa kejayaan Buddha Mahayana di Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini dibangun di atas area seluas 15.000 meter persegi dengan tinggi mencapai 10 tingkat. Candi Borobudur terdiri dari banyak sekali batu yang tersusun rapi dan saling mengait tanpa bahan perekat. Hal ini menunjukkan kemahiran dan ketelitian dalam membangun candi ini.

Menurut legenda yang berkembang, pembangunan Candi Borobudur dilakukan oleh seorang raja yang bernama Samaratungga. Raja ini memerintahkan pembangunan candi sebagai wujud penghormatan kepada ibunya, yakni Ratu Sambhara. Selain itu, pembangunan Candi Borobudur juga dianggap sebagai bentuk keberhasilan dalam mengembangkan agama Buddha Mahayana di kerajaan ini. Dalam legenda tersebut, pembangunan Candi Borobudur juga dikaitkan dengan cerita mengenai upaya mencari seorang putri yang hilang.

Sejarah Candi Borobudur merupakan cermin dari perkembangan agama dan seni pada masa lalu di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kemegahan dan keindahan arsitektur candi yang terbuat dari batu yang diukir dengan sangat detail dan teliti. Dalam artikel ini, akan diupas lebih detail mengenai struktur, kepercayaan, budaya, arsitektur, dan pemugaran Candi Borobudur.

Struktur Candi Borobudur

Candi Borobudur memiliki struktur yang sangat unik dan menarik. Candi ini terdiri dari 10 tingkat, dengan masing-masing tingkat dihiasi oleh relief yang indah dan penuh makna. Candi Borobudur terbuat dari batu andesit, yang tersusun rapi tanpa bahan perekat, dan memiliki berat sekitar 55.000 ton.

Tingkatan Candi Borobudur memiliki filosofi dan makna yang mendalam. Pada tingkat bawah, terdapat relief yang menggambarkan kehidupan manusia yang masih terjebak dalam lingkaran kehidupan yang penuh penderitaan. Namun, pada tingkat atas, terdapat relief yang menggambarkan pencapaian manusia dalam mencapai Nirwana.

Setiap bagian dari Candi Borobudur memiliki makna yang mendalam. Stupa-stupa di puncak candi melambangkan kebijaksanaan yang mencapai ketinggian yang tinggi, sedangkan relief yang diukir pada dinding candi menggambarkan ajaran Buddha dan kehidupan masyarakat pada masa itu. Selain itu, terdapat juga patung Buddha yang menghadap keempat penjuru mata angin, melambangkan kesetaraan dan kesatuan manusia.

Dalam struktur Candi Borobudur, terdapat pula galeri yang mengelilingi tingkatan-tingkatan, dihiasi dengan relief yang menggambarkan kisah-kisah dari kitab suci Buddha. Selain itu, terdapat juga teras-teras yang menawarkan pemandangan yang indah, menunjukkan keterampilan dan kecerdasan bangsa pada masa itu.

Candi Borobudur merupakan sebuah monumen yang memadukan keindahan seni dan filosofi dalam agama Buddha. Keindahan dan kerapian struktur Candi Borobudur, serta makna filosofisnya, membuat candi ini menjadi salah satu keajaiban dunia dan situs warisan dunia UNESCO yang patut dijaga dan dilestarikan.

Kepercayaan dan praktrik keagamaan di Sekitar Candi Borobudur

Candi Borobudur memiliki hubungan yang sangat erat dengan agama Buddha, terutama agama Buddha Mahayana yang berkembang pada masa kerajaan Mataram Kuno. Candi ini dibangun pada abad ke-9 Masehi sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian kepada Buddha.

Bentuk dan struktur Candi Borobudur dianggap sebagai representasi dari kosmos dan alam semesta. Struktur ini memiliki 10 tingkat yang melambangkan 10 tingkatan kebijaksanaan dalam ajaran Buddha. Selain itu, terdapat juga 72 stupa kecil yang melambangkan 72 alam semesta dalam ajaran Buddha.

Setiap relief yang terdapat di Candi Borobudur memiliki makna dan filosofi tersendiri. Relief di tingkat bawah menceritakan kehidupan duniawi dan siklus kelahiran, sementara relief di tingkat tengah menggambarkan ajaran Buddha dan penghapusan kesengsaraan. Relief di tingkat atas menggambarkan perjalanan menuju nirwana, yang merupakan tujuan akhir dari ajaran Buddha.

Candi Borobudur juga memiliki makna dan fungsi sebagai tempat berziarah dan upacara keagamaan bagi umat Buddha. Setiap tahun, ribuan umat Buddha dari seluruh dunia datang ke Candi Borobudur untuk merayakan hari raya Waisak, yaitu hari kelahiran, kenaikan, dan parinibbana (wafat) Buddha.

Dalam kepercayaan umat Buddha, Candi Borobudur dianggap sebagai tempat suci yang penuh dengan energi spiritual dan kesucian. Hal ini membuat Candi Borobudur menjadi tempat penting bagi umat Buddha di Indonesia dan di seluruh dunia.

Budaya dan tradisi terkait dengan Candi Borobudur

Candi Borobudur tak hanya menjadi situs warisan dunia UNESCO dan tempat wisata populer di Indonesia, tetapi juga sangat berpengaruh dalam budaya dan tradisi masyarakat Indonesia. Terdapat beberapa perayaan dan tradisi yang berkaitan dengan Candi Borobudur, salah satunya adalah perayaan Waisak. Waisak atau Vesak merupakan perayaan keagamaan umat Buddha yang dirayakan setiap tahun pada bulan purnama kedua kalender Buddha.

Perayaan ini sangat penting bagi umat Buddha di seluruh dunia karena dipercayai sebagai hari kelahiran, pencerahan, dan parinirwana Sang Buddha Gautama. Di Indonesia, perayaan Waisak diadakan di Candi Borobudur dengan mengadakan upacara, meditasi, dan prosesi memperingati kehidupan Sang Buddha Gautama.

Selain perayaan Waisak, terdapat juga cerita dan legenda yang berkaitan dengan Candi Borobudur. Salah satu cerita yang terkenal adalah kisah Roro Jonggrang yang menjadi bagian dari asal-usul Candi Prambanan yang berdekatan dengan Candi Borobudur. Cerita ini menceritakan tentang seorang putri yang menolak lamaran seorang raja karena ia tidak ingin menikah.

Karena kecewa, sang raja memerintahkan rakyatnya untuk membangun seribu candi dalam semalam, dengan syarat Roro Jonggrang harus menjadi istri sang raja. Karena tidak mungkin menyelesaikan tugas tersebut, Roro Jonggrang menciptakan sebuah rencana untuk menunda pembangunan candi ke-1000 dengan meminta rakyat untuk membuat keributan di pagi buta. Rencana itu berhasil dan sang raja marah, kemudian mengutuk Roro Jonggrang menjadi patung di Candi Prambanan.

Dengan demikian, Candi Borobudur bukan hanya merupakan situs bersejarah dan keagamaan yang penting, tetapi juga memiliki nilai budaya dan tradisi yang kaya di Indonesia.

Arsitektur Candi Borobudur

Candi Borobudur adalah salah satu contoh arsitektur Buddha Mahayana terbesar di dunia dan merupakan peninggalan sejarah Indonesia yang sangat berharga. Arsitektur Candi Borobudur terinspirasi dari pengaruh agama Hindu dan Buddha yang berkembang di Indonesia pada masa itu.

Pengaruh arsitektur Hindu dan Buddha dalam pembangunan Candi Borobudur

Arsitektur Candi Borobudur terinspirasi oleh gaya arsitektur India yang sangat terkenal pada saat itu. Pembangunan Candi Borobudur mencerminkan gaya arsitektur Buddha Mahayana yang berkembang di India, yang dibawa ke Indonesia oleh para misionaris Buddha dan diterapkan di sini dengan sentuhan lokal yang khas.
Deskripsi detail tentang arsitektur Candi Borobudur

Candi Borobudur memiliki struktur yang sangat kompleks dan terdiri dari 10 tingkat yang terbuat dari batu andesit tanpa menggunakan bahan perekat. Di bagian atas Candi Borobudur terdapat sebuah stupa besar yang melambangkan kekosongan atau nirwana. Setiap tingkat pada Candi Borobudur memiliki relief yang menggambarkan berbagai cerita dan ajaran Buddha.

Relief-relief ini diukir secara sangat detail dan menunjukkan kecakapan seni dan keahlian pengukir batu para seniman pada masa itu. Selain itu, Candi Borobudur juga memiliki fitur-fitur arsitektur seperti pelataran dan balairung yang digunakan untuk bermeditasi atau berkumpul untuk upacara keagamaan.

Kerajaan Mataram Kuno dan Perannya dalam Pembangunan Candi Borobudur

Kerajaan Mataram Kuno, salah satu kerajaan besar di pulau Jawa pada abad ke-8 hingga ke-10, memainkan peran penting dalam pembangunan Candi Borobudur. Kerajaan ini dikenal sebagai pusat kebudayaan dan agama Buddha Mahayana di Jawa pada masa itu.

Pada masa pemerintahan Raja Samaratungga, putra dari Raja Sailendra, pembangunan Candi Borobudur dimulai pada tahun 824 Masehi. Raja Samaratungga diduga sebagai penggagas pembangunan Candi Borobudur yang memiliki makna simbolis dan spiritual bagi agama Buddha Mahayana.

Bentuk arsitektur Candi Borobudur terinspirasi oleh arsitektur Hindu-Buddha, dengan pengaruh kuat dari arsitektur Gupta di India Utara dan Cina. Struktur Candi Borobudur terdiri dari sepuluh tingkat, yang terdiri dari tiga tingkat platform, tiga lingkaran, dan empat persegi.

Setiap bagian Candi Borobudur memiliki filosofi dan makna simbolis yang mendalam. Relief yang terdapat di Candi Borobudur menceritakan kisah-kisah Buddha dan ajarannya, serta memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat Jawa pada masa itu.

Candi Borobudur juga memiliki arti penting bagi umat Buddha sebagai tempat berziarah dan upacara keagamaan. Salah satu perayaan yang terkait dengan Candi Borobudur adalah perayaan Waisak, yang diperingati setiap tahun pada bulan Mei dan dihadiri oleh ribuan umat Buddha dari seluruh dunia.

Sebagai salah satu situs warisan dunia UNESCO, Candi Borobudur telah menjadi simbol kekayaan budaya dan sejarah Indonesia. Melalui penggalian sejarah dan studi mendalam tentang kebudayaan dan agama pada masa itu, kita dapat lebih memahami makna dan nilai budaya yang terkandung dalam Candi Borobudur dan kebudayaan Jawa pada umumnya.

Agama Buddha dan Pengaruh Buddha Mahayana di Indonesia

Agama Buddha merupakan salah satu agama besar di Indonesia dan memiliki banyak pengikut di seluruh dunia. Dalam agama Buddha terdapat berbagai ajaran dan praktik spiritual yang dijalankan oleh umatnya. Salah satu aliran dalam agama Buddha yang memiliki pengaruh besar di Indonesia adalah Buddha Mahayana.

Pengaruh Buddha Mahayana dalam Agama Buddha di Indonesia:
Buddha Mahayana adalah aliran dalam agama Buddha yang menekankan pada kebijaksanaan dan belas kasih dalam mencapai pencerahan. Aliran ini berkembang pesat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, pada abad ke-7 hingga ke-14 Masehi. Pengaruh Buddha Mahayana dalam agama Buddha di Indonesia sangat besar, terutama dalam budaya dan seni. Hal ini dapat dilihat pada struktur Candi Borobudur, yang merupakan salah satu contoh arsitektur Buddha Mahayana di Indonesia.

Peran Candi Borobudur dalam Penyebaran Agama Buddha Mahayana di Indonesia:

Candi Borobudur merupakan salah satu bukti sejarah yang menunjukkan pengaruh besar Buddha Mahayana dalam agama Buddha di Indonesia. Candi ini dibangun pada abad ke-8 Masehi oleh Kerajaan Mataram Kuno dan merupakan salah satu situs Buddha terbesar di dunia. Candi Borobudur dianggap sebagai pusat penyebaran agama Buddha Mahayana di Indonesia pada masa itu.

Agama Buddha memiliki banyak aliran di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Buddha Mahayana adalah salah satu aliran yang memiliki pengaruh besar dalam agama Buddha di Indonesia. Pengaruh ini terlihat pada budaya dan seni, terutama pada arsitektur Candi Borobudur yang merupakan salah satu contoh arsitektur Buddha Mahayana di Indonesia. Candi Borobudur juga dianggap sebagai pusat penyebaran agama Buddha Mahayana di Indonesia pada masa lampau.

Pariwisata di Candi Borobudur: Jumlah Pengunjung dan Fasilitas yang Tersedia

Candi Borobudur merupakan salah satu destinasi wisata terkenal di Indonesia. Menariknya, Candi Borobudur juga menjadi salah satu situs warisan dunia UNESCO sejak tahun 1991. Sejak dibuka kembali untuk umum pada tahun 1983, Candi Borobudur telah menjadi tempat yang populer bagi wisatawan dalam dan luar negeri.

Menurut data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, jumlah wisatawan yang mengunjungi Candi Borobudur pada tahun 2019 mencapai 3,6 juta orang. Angka ini meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 3,1 juta orang. Dengan begitu, Candi Borobudur menjadi salah satu destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi di Indonesia.

Untuk memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengunjung, pihak pengelola Candi Borobudur menyediakan berbagai fasilitas. Di antaranya adalah pusat informasi wisata, area parkir yang luas, toilet, tempat makan, toko suvenir, dan area yang ramah bagi penyandang disabilitas. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati keindahan Candi Borobudur dengan naik kereta kuda atau menggunakan layanan guide yang disediakan.

Meski demikian, pihak pengelola Candi Borobudur juga meminta kepada para pengunjung untuk tetap menjaga kebersihan dan merawat situs bersejarah ini. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelestarian Candi Borobudur agar tetap bisa dinikmati oleh generasi berikutnya.

Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Candi Borobudur, sebaiknya menghindari datang pada musim libur seperti Natal, Tahun Baru, Lebaran, dan akhir pekan. Karena pada saat itu, jumlah pengunjung biasanya meningkat dan akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menikmati keindahan Candi Borobudur. Namun, Candi Borobudur tetap menjadi destinasi wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi oleh siapa saja yang ingin mengetahui keindahan dan sejarah Indonesia.

sekelompok wisatawan yang sedang mengunjungi Candi Borobudur, salah satu destinasi wisata budaya terkenal di Indonesia.

Pemulihan dan Restorasi Candi Borobudur oleh Sir Thomas Stamford Raffles

Sir Thomas Stamford Raffles (1781-1826) adalah seorang tokoh Inggris yang memiliki kontribusi besar dalam pemulihan dan restorasi Candi Borobudur. Ia adalah seorang administrator kolonial Inggris yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1811-1816. Raffles terkenal sebagai seorang cendekiawan, penjelajah, dan penulis yang sangat tertarik pada kebudayaan Jawa dan pengaruhnya dalam sejarah Asia Tenggara.

Dalam pengembaraannya di Jawa, Raffles menemukan kembali Candi Borobudur yang sudah terlupakan dan tertimbun debu. Ia sangat terkesan dengan keindahan dan kompleksitas arsitektur Candi Borobudur serta kekuatan spiritualnya sebagai situs Buddha terbesar di dunia. Raffles kemudian memerintahkan untuk melakukan restorasi dan pemulihan Candi Borobudur pada tahun 1815, setelah mendapatkan izin dari penguasa Jawa saat itu, Pangeran Diponegoro.

Restorasi Candi Borobudur dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja rakyat dan ahli dari berbagai negara. Proses restorasi ini memakan waktu yang cukup lama, yakni sekitar 8 tahun, sebelum akhirnya Candi Borobudur kembali dapat dikunjungi dan dipelajari. Restorasi ini sangat penting, karena Candi Borobudur menjadi pusat perhatian dunia sebagai salah satu situs budaya terbesar di Asia Tenggara.

Dalam sejarahnya, Sir Thomas Stamford Raffles dikenal sebagai orang yang memberikan perhatian dan menghargai warisan budaya Jawa, termasuk Candi Borobudur. Kontribusinya yang besar dalam restorasi Candi Borobudur tidak hanya berdampak pada peningkatan pemahaman tentang situs tersebut, tetapi juga membantu meningkatkan kesadaran dunia tentang kekayaan budaya Indonesia.

Sejarah Pemugaran Candi Borobudur

Candi Borobudur merupakan warisan budaya dunia yang sangat berharga bagi Indonesia. Namun, masa lalu candi ini tidak selalu bersinar seperti saat ini. Pada masa kolonial Belanda, Candi Borobudur mengalami masa kelam dan kehilangan rupa aslinya. Bahkan pada awal abad ke-20, kondisinya sangat memprihatinkan dan hampir tidak dapat dikenali lagi.

Untuk mengembalikan kejayaan Candi Borobudur, pemugaran pertama dilakukan pada tahun 1907 oleh pemerintah Hindia Belanda dengan dukungan dari pemerintah Kerajaan Siam. Proses pemugaran dilakukan selama 10 tahun dengan melibatkan ratusan pekerja dan teknisi. Namun, pada saat itu teknologi pemugaran masih terbatas sehingga hasilnya tidak sesempurna yang diinginkan.

Pemugaran selanjutnya dilakukan pada tahun 1975 oleh pemerintah Indonesia dengan dukungan dari UNESCO. Proses pemugaran yang dilakukan selama 8 tahun ini melibatkan berbagai ahli dan pakar dari berbagai disiplin ilmu. Dalam proses pemugaran ini, batu-batu candi dibongkar satu per satu, dicatat, dibersihkan, dan kemudian dipasang kembali dengan presisi yang tinggi.

Hasil dari pemugaran ini sangat memuaskan dan berhasil mengembalikan kejayaan Candi Borobudur. Saat ini, Candi Borobudur menjadi salah satu objek wisata terbaik di Indonesia dan menjadi daya tarik bagi turis dari seluruh dunia. Fasilitas yang tersedia di sekitar Candi Borobudur juga semakin lengkap dan memadai, seperti pusat informasi, restoran, hotel, dan tempat parkir yang luas.

Kesimpulan

Melalui artikel ini, kita dapat memahami betapa pentingnya Candi Borobudur dalam sejarah, agama, budaya, dan pariwisata Indonesia. Dibangun pada abad ke-9 oleh Kerajaan Mataram Kuno, candi ini merupakan salah satu peninggalan budaya terbesar di dunia dan diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1991. Selain itu, Candi Borobudur juga menjadi pusat penting bagi agama Buddha di Indonesia, terutama Buddha Mahayana.

Namun, Candi Borobudur tidak luput dari masa kelamnya, dimana candi ini pernah hilang dan terlupakan selama beberapa abad sebelum ditemukan kembali pada abad ke-19 oleh Sir Thomas Stamford Raffles. Setelah ditemukan, candi ini mengalami beberapa pemugaran, termasuk yang pertama pada tahun 1907 dan pemugaran terbaru pada tahun 1975-1983.

Penutup

Diharapkan artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang sejarah, kebudayaan, agama, dan pariwisata di Indonesia, terutama mengenai Candi Borobudur yang merupakan salah satu peninggalan budaya terbesar di dunia. Semoga dengan pemahaman yang lebih baik, kita dapat lebih menghargai dan menjaga warisan budaya ini untuk generasi mendatang.

Referensi

Komentar Pembaca

Suara Anda

Anton

Penulis : Anton

Anton adalah penulis berpengalaman yang antusias dalam berbagai topik, mulai dari teknologi, pengembangan diri, gaya hidup, hingga hiburan. Dengan tujuan untuk menginspirasi dan memberikan wawasan, Anton selalu menghadirkan konten yang informatif dan menarik.

Jelajahi Topik Ini Lebih Lanjut